
KORANBERNAS.ID--Bukit Kapur di wilayah RW 19 Desa Krakitan Kecamatan Bayat, merupakan kawasan penambangan warga yang sudah berlangsung lama. Karena keberadaan bukit itu dipandang potensial menjadi tempat wisata maka Pemerintah Desa (Pemdes) Krakitan terus mengembangkan kawasan itu dengan membangun sejumlah sarana prasana penunjang.
Seperti akses jalan menuju lokasi, membangun gazebo-gazebo untuk tempat berteduh dan beristirahat di puncak bukit dan di bawah bukit
Kepala Desa Krakitan Nurdin mengatakan keberadaan bukit kapur atau sekarang sudah disulap menjadi kawasan wisata bernama Photorium Bukit Patrum merupakan peninggalan kolonial Belanda yang sudah lama tidak berfungsi.
“Jadi bukit itu sudah ada sejak jaman Belanda. Ceritanya bangunan dipuncak bukit itu sebagai tempat untuk menyimpan amunusi bahan peledak waktu itu,” kata Nurdin.
Setelah Indonesia Merdeka kata dia, bangunan di puncak bukit menjadi bangunan kosong. Sementara warga sekitar menjadikan kawasan itu sebagai tempat menambang. Namun dalam perkembangannnya warga yang menambang juga nyaris tidak ada sehingga ada pemikiran untuk mengembangkan kawasan itu menjadi kawasan wisata. Apalagi kawasan itu merupakan tanah kas desa.
Kedepannya, jika kawasan itu sudah efektif menjadi kawasan wisata akan dikeloka oleh BUMDes Tirta Insan Mandiri Desa Krakitan. Sayangnya, meski pengurusnya sudah terbentuk namun SK-nya belum ada. Nurdin berharap SK kepengurusan BUMDes bisa terbit pada 2018.
“Personelnya sudah ada. Tinggal nunggu SK saja. Kemarin sebenarnya sudah mau dibuat tetapi kami sibuk dengan kunjungan menteri,” tutur Nurdin.
Meski pembangunan sarana prasarana wisata di Photorium Bukit Patrum belum lengkap namun pengunjung sudah ada yang berdatangan ke kawasan itu untuk menikmati keindahan pemandangan dan berphoto ria di atas bukit. Memang jumlah pengunjung belum banyak karena fasilitas yang ada belum lengkap. Numun keberadaan Bukit Patrum telah mendatangkan hasil bagi warga sekitar dengan membuka usaha.
“Penasaran juga mau photo diatas bukit. Ternyata pemandangannya indah sekali karena dari atas bukit bisa melihat pemandangan kota Klaten,” kata Indah, salah seorang pengunjung.
Untuk masuk ke Bukit Patrum memang tidak gratis. Semua pengunjung harus membayar di posko yang dibangun di belakang Pasar Jimbung.
Menurut Kades Krakitan, Nurdin biaya masuk pengunjung tidak masuk ke kas desa karena digunakan untuk operasional petugas yang ada dilpangan.
“Untuk sementara ini buat operasional petugas di lapangan. Tetapi besok setelah ada SK-nya semua pendapatan akan masuk desa,” jelasnya. (SM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar